“Quality  Function Deployment didefinisikan sebagai suatu metode atau teknik  yang digunakan untuk mengembangkan desain kualitas yang bertujuan untuk  memuaskan pelanggan dan menterjemahkan permintaan pelanggan ke dalam  target-target desain dan penilaian quality assurance (jaminan  kualitas) untuk digunakan selama tahap produksi” (Akao, 1990).
Bagian  A berisi daftar kebutuhan pelanggan secara terstruktur yang  langsung diterjemahkan dari kata-kata pelanggan. Daftar kebutuhan  pelanggan tersebut kita kumpulkan melalui wawancara langsung dengan  pelanggan sehingga akan kita dapatkan
Voice  of Customer. Beberapa langkah dalam mengumpulkan dan menganalisa  kebutuhan pelanggan, yaitu :
1.  Mendengarkan pelanggan dengan metode wawancara,
2.  Menyaring hasil wawancara ke dalam berbagai kategori kebutuhan,
3.  Kategori yang sudah terstruktur kemudian diolah untuk mendapatkan  informasi yang diperlukan ke dalam bentuk kuisioner.
Bagian  B memuat planning matrix, yaitu untuk mencatat  seberapa penting masing-masing kebutuhan atau keuntungan dari produk  atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berdasarkan interpretasi tim  pengembang dan data hasil penelitian. Kondisi ini
mempengaruhi  keseimbangan antara prioritas perusahaan dan prioritas pelanggan. Pada  bagian ini terdapat :
1. Tingkat  kepentingan pelanggan.
Penilaian  tingkat kepentingan ini diperlukan untuk mendapatkan prioritas terhadap  variabel kebutuhan.
2. Tingkat  kepuasan pelanggan.
Pada tabel  ini akan diisi oleh tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau  jasa yang telah dirasakan.
3. Tingkat  kepuasan pelanggan pesaing.
Tingkat  kepuasan pelanggan pesaing diperlukan untuk perbandingan produk atau  jasa layanan terhadap produk atau jasa layanan yang dimiliki pesaing.  Sehingga akan dapat diketahui seberapa jauh produk atau jasa layanan  yang dimiliki dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Goal  dan Improvement Ratio.
Goal didefinisikan  sebagai level yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.  Sedangkan Improvement Ratio adalah perbandingan antara tingkat  kepuasan pelanggan dengan goal yang ingin dicapai.
5. Sales  Point.
Sales  point merupakan informasi mengenai kemampuan suatu item produk  dalam mempengaruhi tingkat penjualan produk.
Bagian  C memuat karakteristik teknis (Technical Requirement), yang  merupakan gambaran produk atau jasa yang direncanakan untuk  dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Biasanya technical  requirement ini diturunkan dari kebutuhan pada bagian A.  Karakteristik teknis dapat diartikan sebagai kumpulan keinginan terhadap  suatu produk atau proses yang ditetapkan oleh organisasi yang juga  menunjukkan suara atau keinginan dari pengembang (Voice of  Engineering).
Untuk  setiap karakteristik teknis ditentukan satuan pengukuran, Direction  of Goodness dan target yang harus dicapai. Direction of  Goodness terdiri dari 3, yaitu: 
1. The  More the Better (MTB) atau semakin besar semakin baik, target  maksimal tidak terbatas.
2. The  Less the Better (LTB) atau semakin kecil semakin baik, target  maksimal adalah nol.
3. Target  is Best (TB) atau nilai optimal, target maksimalnya adalah sedekat  mungkin dengan suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi  disekitar nilai tersebut.
Bagian  D yaitu hubungan (Relationship), berisi penilaian tim  pengembang mengenai kekuatan hubungan antara karakteristik teknis  dengan kebutuhan pelanggan. Dari hubungan ini ada 4 kemungkinan yang  terjadi, yaitu :
1. not  linked (nilai=0)
Performansi  kepuasan pelanggan ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan yang berkaitan,  dengan kata lain perubahan pada karakteristik teknis tidak akan  berpengaruh pada performansi kepuasan pelanggan.
2. possible  linked (nilai=1)
Perubahan  yang relatif besar pada karakteristik teknis akan memberikan sedikit  pengaruh pada performansi kepuasan pelanggan.
3. moderately  linked (nilai=3)
Perubahan  yang relatif besar terhadap karakteristik teknis akan memberikan  pengaruh yang cukup berarti pada performansi kepuasan pelanggan. 
4. strongly  linked (nilai 5,7,9 atau 10 tergantung pemilihan tim perancang)
Perubahan  yang relatif kecil pada karakteristik teknis akan memberikan pengaruh
yang  berarti pada performansi kepuasan pelanggan. Untuk nilai total yang  menggambarkan kontribusi suatu karakteristik teknis tertentu kepada  performansi produk atau jasa keseluruhan dihasilkan dari nilai yang  diberikan dikalikan dengan bobot kepentingan kebutuhan.
Bagian  E berisi penilaian dari tim pengembang yang memuat korelasi  atau hubungan antar elemen dari karakteristik teknis. Korelasi yang  terjadi tergantung pada tingkat pengaruh teknis antar masing – masing  elemen. Ada    5 tingkat pengaruh teknis pada bagian ini, yaitu :
1. Strong  Positive Impact (!! ) : jika ada perubahan pada karakteristik  teknis 1 ke arah Direction of Goodness-nya akan menimbulkan  pengaruh positif kuat pada Direction of Goodness karakteristik  teknis 2.
2. Moderate  Positive Impact (! ) : jika ada perubahan pada karakteristik  teknis 1 ke arah Direction of Goodness-nya akan menimbulkan  pengaruh positif moderat pada Direction of Goodness karakteristik  teknis 2.
3. No  Impact ( ): jika ada perubahan pada karakteristik teknis 1 ke arah Direction  of Goodness-nya tidak akan menimbulkan pengaruh pada Direction  of Goodness karakteristik teknis 2.
4. Moderate  Negative Impact (x) : jika ada perubahan pada karakteristik teknis  1 ke arah Direction of Goodness-nya akan menimbulkan pengaruh  negatif pada Direction of Goodness karakteristik teknis 2. 
5. Strong  Negative Impact (xx ) : jika ada perubahan pada karakteristik  teknis 1 ke arah Direction of Goodness-nya akan menimbulkan  pengaruh negatif kuat pada Direction of Goodness karakteristik  teknis 2.
Bagian  F yaitu kontribusi teknis, yang berisi tiga jenis informasi,  yaitu :
1. Hasil  perhitungan untuk mengurutkan peringkat karakteristik teknis,  berdasarkan bobot kepentingan dan kebutuhan pelanggan pada bagian B  serta hubungan  antara karakteristik teknis dan kebutuhan  pelanggan pada bagian D. Hasil perhitungan ini menggambarkan kontribusi  karakteristik teknis tersebut kepada performansi produk atau jasa secara  keseluruhan. 
2.  Informasi untuk membandingkan performansi teknis produk atau jasa yang  dirancang dengan performansi teknis produk atau jasa pesaing.
3. Target  performansi teknis.
Keunggulan  – keunggulan yang dimiliki QFD adalah:
1.  Menyediakan format standar untuk menerjemahkan ‘APA’ yang harus dipenuhi
produk  (kebutuhan pelanggan) menjadi ‘BAGAIMANA’ cara memenuhinya
(karakteristik  teknis)
2.  Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang  dilakukan pada fakta – fakta yang ada, bukan intuisi.
3. Selama  proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks –  matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di masa yang  akan datang.
Matriks  Klein Grid
Cohen  dalam bukunya “Quality Function Deployment”, menyatakan bahwa  “sangatlah mungkin untuk mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan ke dalam  beberapa kategori yang dapat membantu tim pengembang untuk membuat  keputusan – keputusan”.Suatu model untuk mengklasifikasikannya telah  dikembangkan oleh Robert Klein dari  Applied Marketing  Science, Inc. Klein mengemukakan bahwa “ada dua perbedaan cara  untuk mengukur tingkat kepentingan dari kebutuhan pelanggan, yaitu  dengan menanyakan secara langsung kepada pelanggan, atau dengan  mengambil kesimpulan tingkat kepentingan berdasarkan pada data yang  lain”.
Tingkat  kepentingan yang diukur dengan metode secara langsung disebut stated  importance. Dan suatu metoda untuk mengambil kesimpulan tingkat  kepentingan pada data yang lain adalah dengan mengukur bagaimana  kekuatan performansi kepuasan dari suatu atribut yang dihubungkan dengan  keseluruhan tingkat kepuasan. Model Klein menggunakan keduanya, yaitu revealed  importance dan stated importance setiap atribut dalam  mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan menjadi 4 kategori, yaitu
1.  Expected
Adalah  kebutuhan dasar yang menurut pelanggan harus dipenuhi. Jika kebutuhan  itu tidak terpenuhi maka pelanggan akan menjadi sangat tidak puas. Dan  jika kebutuhan itu terpenuhi, maka tingkat kepuasan yang dirasakan  pelanggan hanya cukup puas.
2. Low  Impact
Adalah  kebutuhan yang mempunyai pengaruh minimal terhadap keseluruhan tingkat  kepuasan pelanggan baik terpenuhi atau tidak.
3. High  Impact
Adalah  kebutuhan yang menyebabkan tingkat kepuasan pelanggan menjadi puas atau  sangat puas jika kebutuhan itu terpenuhi dan menyebabkan tingkat  kepuasan pelanggan menjadi tidak puas atau sangat tidak puas jika  kebutuhan itu tidak terpenuhi.
4.  Hidden
Adalah  kebutuhan dimana pelanggan mengatakan tidak penting terhadap kebutuhan  itu atau kebutuhan yang tidak terpikirkan oleh pelanggan namun jika  kebutuhan itu dapat terpenuhi maka sangat mempengaruhi kepuasan  pelanggan.
Revealed  Performance
menunjukkan  hubungan antara stated importance dan revealed importance,  dan bagaimana hubungan keduanya terhadap keempat kategori kebutuhan  digambarkan pada matriks di atas. Mengetahui apakah kebutuhan pelanggan  terdapat pada satu atau satu lagi dari keempat kategori Klein Grid dapat  membantu tim pengembangan untuk memberikan penilaian sasaran  performansi kepuasan pelanggan (goals) dan menentukan sales  point. Biasanya, goals dinilai tinggi untuk atribut –  atribut yang diklasifikasikan sebagai High Impact dan Expected.  Atribut –atribut yang diklasifikasikan sebagai Low Impact,  biasanya tidak memerlukan nilai goals yang tinggi (kecuali  kalau ada beberapa hubungan tidak langsung pada atribut –atribut di  kategori lainnya). Atribut yang diklasifikasikan sebagai hidden harus  dilihat secara teliti untuk menentukan pengaruh strategi yang digunakan  dalam menilai goal.
(Cohen, “Quality  Function Deployment, How to Make QFD Work for You”, 1995 : 255 –
260)
 Weighted  Average Performance (WAP)
Weighted  Average Performance digunakan untuk menghitung performansi dari  suatu kebutuhan menurut kepentingannya bagi pelanggan. Tahapan yang  dilakukan adalah :
1  Menghitung jumlah jawaban responden untuk masing-masing nilai  performansi.
EXPECTED
• Harus  terpenuhi
• Tidak  puas jika tidak terpenuhi
• Tidak  tinggi tingkat kepuasan yang dicapai jika terpenuhi
HIGH  IMPACT
• Tinggi  tingkat kepuasan jika terpenuhi
• Tidak  puas jika tidak terpenuhi
LOW  IMPACT
•  Mempunyai pengaruh minimal terhadap keseluruhan kepuasan baik itu  terpenuhi atau tidak
HIDDEN
•  Berpeluang untuk keunggulan kompetitif
• Tingkat  kepuasan berlebih dibandingkan yang diakui konsumen
2.  Mengalikan jumlah jawaban dengan nilai performansi yang bersangkutan.
3.  Menghitung  Weighted Average Performance Score dengan rumus :
QFD  Iterasi 2
QFD  Iterasi 2 ini sering disebut sebagai matrik Part Deployment.  Matriknya secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1.  Karaketristik teknis
Bagian ini  berisi hasil karakteristik teknis tertinggi yang didapat pada QFD  Iterasi 1.
2.  Critical Part Requirement.
Bagian ini  menunjukkan part-part teknis yang berhubungan dan bersesuaian dengan karakteristik  teknis yang dihasilkan dari matrix HOQ pada QFD Iterasi I.
3.  Matrix Hubungan Karakteristik Teknis Dengan Critical Part
Bagian ini  memetakan hubungan kekuatan antara karakteristik teknis dengan critical  part. Setiap hubungan diberikan penilaian tingkat kekuatan  hubungannya yang digambarkan dengan simbol tertentu.
4.  Part Specification
Merupakan  satuan dari critical part requirement .
5.  Column Weight (Kontribusi Critical Part)
Merupakan  penjumlahan dari setiap kontribusi relasi antara masing-masing  karakteristik teknis dengan critical part.
6.  Targets
Merupakan  spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing critical part.

0 komentar:
Posting Komentar